Ikatan Ion
Perhatikan kotak-kotak dari konfigurasi Na dan Cl. Na
memiliki 1 elektron di kulit terluar, menurut kotak-kotak wadah elektron, di
kotak 3s masih memerlukan sebuah tempat untuk elektron yang lain. Sebaliknya
pada Cl juga ada 5 elektron di kulit terluar (3p); ia masih mungkin untuk diisi
sebuah lagi elektron. Unsur-unsur di IA dapat membentuk ikatan ion dengan
unsur-unsur di 7A.
Ikatan ion terjadi antara unsur logam dan bukan logam.
Perhatikan elektron terluar pada Na, mana kecenderungan yang
terjadi: melepaskan elektron atau menerima elektron? Karena 3s memiliki satu
kotak dan ia hanya terisi sebuah elektron, maka melepaskan satu lebih mudah.
Karena itu Na cenderung menjadi ion positif (Na+). Energi untuk
membuat unsur menjadi ion positif disebut energi ionisasi.
Perhatikan elektron terluar pada Cl, apa kecenderungannya,
melepaskan atau menerima? Karena 3p memiliki 3 kotak yang telah terisi 5 elektron,
menerima elektron sebuah lagi lebih mudah dari pada melepaskannya. Karena itu
Cl cenderung menjadi ion negatif (Cl-). Energi yang diperlukan oleh
unsur menjadi ion negatif disebut afinitas elektron.
Dalam ikatan ion, unsur logam memberikan elektron kepada
unsur non logam.
Ikatan kovalen
Ikatan ini terjadi tidak pada logam. Ia terjadi antara dua
unsur bukan logam. Unsur bukan logam ada dua macam: non logam dan metalloid.
Mereka sering membentuk ikatan kovalen murni (ikatan kovalen non polar)
Bila ada ikatan unsur logam dengan non logam dimasukkan
kepada ikatan kovalen, itu berarti bukan ikatan kovalen murni, tetapi lebih
kepada ikatan ion. Bukan kovalen murni biasa disebut ikatan kovalen polar.
Artinya satu pihak lebih berperan memberi elektron dibandingkan arti berbagi.
Perhatikan, unsur-unsur yang dikelilingi unsur-unsur yang
lain memiliki 8 buah dot (menghitung semua dot, baik bentuk titik maupun bentuk
silang) hasil berbagi elektron antara dia dengan rekan-rekan sekelilingnya.
Bagaimana ini, kok delapan?
Pada Gambar 1 ditunjukkan C memiliki 4 dot dan O memiliki 6
dot. Dari C, bila 2 dot disumbangkan
kepada O maka sebuah O akan memiliki 8 dot (sempurna), 2 dot sisanya pada C
dapat dibagikan lagi dengan O yang lain. Tanpa menggambar dot-dot sebagai
delapan dot untuk C seperti di atas boleh-boleh saja secara teori ikatan.
Tetapi dari pengamatan yang lebih cermat sistem ikatan yang terjadi pada CO2
memang digambarkan sebagai O=C=O.
Berikut ini kekecualian:
Apakah peristiwa berbagi elektron ini memberikan delapan dot
atau tidak, ini ditentukan oleh berapa dot yang diperlukan sehingga terbentuk
senyawa yang stabil. Kalau untuk stabil perlu delapan dot, maka delapan dot
yang diperlukan (seperti pada CO2, SO2 dan AsBr3
di atas), kalau enam dot sudah stabil maka cukuplah ia (seperti pada BCl3).
Energi ikatan kimia
Dalam hyperphysics.phy-astr.gsu.edu dijelaskan.
Jari-jari atom: 0.186 nm Na dan 0.099 nm Cl. Untuk menjadi
NaCl, jari-jari Na+ 0.095 nm mengecil karena melepaskan elektron,
sedangkan Cl– 0.181 nm membengkak karena menerima elektron. jarak
antar inti Na+ – Cl– sebesar 0.236 nm.
Dari Na menjadi Na+ atom mengalami ionisasi dengan energi
sebesar 5.14 eV.
Dari Cl menjadi Cl- mengalami afinitas elektron sebesar
-3.62 eV.
Energi tarikan listrik Coulomb sudah tetap yaitu sebesar
-6.10 eV.
Menjumlahkan harga-harga tersebut memberi hasil -4.58 eV.
Dari pengukuran, energi disosiasi yang didapat tidak sebesar
itu, tetapi hanya -4.26 eV.
Ini berarti ada selisih sebesar +0.32 eV. Selisih ini
berarti dari harga larangan Pauli.
Ikatan Logam
Situs www.chemguide.co.uk memberi ilustrasi sbb.
Na --> 1s2 2s2 2p6 3s1
Pada logam Na (sodium), orbit 3s sebuah unsur Na akan berbagi ruang kekosongan 1
elektron dengan unsur Na yang lain sampai ada 8 unsur Na untuk mencapai keadaan
yang stabil. Satu grup 8 atom Na ini akan saling melekat dengan satu grup 8 Na
yang lain, dan begitu seterusnya, sehingga diperolehlah sekeping logam sodium.
Setiap orbit 3s dari semua unsur ini secara bersama-sama akan menciptakan medan elektron bersama
(disebut lautan elektron yang membungkus ion-ion positif, positron), sehingga
elektron-elektron ini dapat bergerak bebas ke 3s mana saja. Medan elektron bersama ini bila
dipertimbangkan dengan inti-inti unsur akan menjadi pihak negatif vs pihak
positif. Besarnya elektron yang ada (yaitu sebuah di ruang 3s) akan menentukan
seberapa kuat gaya
tarik menarik antara pihak negatif dengan pihak positif. Gaya tarik-menarik ini akan menentukan besar
jari-jari logam. Untuk hal ini mari bandingkan Na dengan Mg.
Mg --> 1s2 2s2 2p6 3s2
Mg memiliki 2 elektron di orbit 3s, dua kali lebih besar
daripada Na. Dua elektron secara bersama akan menjadi pihak negatif yang
memiliki gaya
tarik menarik dengan pihak positif nya dua kali lebih besar daripada yang ditimbulkan
oleh sistem Na. Karena itu jari-jari Mg lebih kecil dari pada Na. Fenomena ini disebut delokalisasi yang terjadi akibat gaya tarik-menarik elektron dengan
positron,; efek delokalisasi ini turut menentukan besar diameter logam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar